Arum Manis

Buku berjudul Arum Manis ini bersampul hitam gelap bergambar anatomi tubuh manusia dengan paru-paru berupa mangga arum manis. Lalu saat saya membuka halaman buku, terselip pembatas buku dengan ilustrasi jajanan kapas arum manis. Spontan sukses membuat saya menebak-nebak, arum manis mana nih yang dijadikan tema cerita?

Kemudian di bagian awal, terdapat pengantar dari penulis kesukaan saya, Budi Darma. Namun sengaja saya baca sebagai gong terakhir setelah membaca keseluruhan isi buku, supaya pikiran saya tidak terpengaruh dengan ulasan beliau.

Ada 22 cerpen yang terbagi menjadi 3 bagian : saya, anda, dia.

S A Y A
Di bagian ini terdapat tujuh cerpen yang kisah-kisahnya sering saya dengar, lihat atau baca yang merupakan realita kehidupan di sekitar kita.
1. Tembok Apartemen yang Bicara
Ketika Jena, anaknya menangis saat sakit, tetangga apartemennya mengetuk pintu dan membantu menenangkan. Semenjak itu mereka bersahabat, namun ternyata si tetangga hobi bergunjing.
2. Aroma Dapur Tetangga
Demi penghematan, Mastur dan Denayu tinggal di rumah kontrakan yang berhimpitan dengan rumah induk pemilik kontrakan. Aroma terasi, ikan asin, dan sebagainya, dari dapur sebelah yang menusuk hidung membuat mereka sering terganggu dan jengkel.
3. Yarasia
Di umurnya yang ke 46, Yarasia masih sendiri dan tak pernah berpikir untuk menikah. Maka ia cukup heran ketika Kunita menitipkan anak-anaknya padanya selama beberapa hari.
4. Peristiwa di Kedai Kopi
Sembari menanti Maina, selingkuhannya disebuah kedai kopi, ia mengobrol dengan Randy, pria yang duduk sendirian didepannya.
5. Jemini dan Tuan Busu Klarten
Jemini, asisten rumah tangganya akan menikah. Tuan Busu Klarten bingung, jika Jemini menikah siapa yang mengasuh anaknya nanti.
6. Arum Manis
Cerpen ini pernah menjadi Juara 1 Sayembara Cerpen Majalah Femina 2014. Bercerita tentang seorang anak yang setiap hari menanti penjual arum manis lewat depan rumahnya.
7. Aroma Kenanga
Dia menikahi Gisa lantaran tergila-gila dengan aroma kenanga yang ada di dadanya.

A N D A
Ada 8 cerpen yang kisahnya aneh, khayal dan tentunya tidak relate dengan kehidupan di sekitar kita. Ini bagian yang penuh kejutan, seru sekali membacanya.
1. Hujan Mawar di Lempunyangan
Dia membawa biji mawar dari Pasadena untuk ditanam di bibir perempuan yang ia temui di bawah Jembatan Lempuyangan.
2. Perut Kueni
Setelah 4x pernikahannya gagal, Gadung menginginkan perempuan yg bisa menumbuhkan pohon kueni diperutnya dari benih-benih yang ia simpan.
3. Naga Dalam Mulut Kartika
Sebelum suaminya berangkat perang ke Palestina, Kartika dititipi sang suami telur naga. Telur tersebut disimpan dalam mulutnya, lalu menetas, membesar memenuhi mulut Kartika.
4. Pohon Pisang di Meja Makan
Yemima, istrinya punya permintaan aneh. Dia ingin menanam pohon pisang di meja makan.
5. Perjamuan Serigala
Seusai pertunjukan terakhirnya sebagai penyanyi di kafe, Bismut bergegas menghadiri undangan perjamuan serigala di rumah Astatia.
6. Kekasih Amoeba
Rayya menjuluki suaminya dengan amoeba. “Dia lihai membelah diri. Tidak setia dan melupakan keluarga.”
7. Tuhan Bermalam di Rumah Melly
Ketika Nosa, anak Melly menggigil karena demam berdarah, pintu rumahnya diketuk. Melly tahu, yang mengetuk pintu itu tiada yang lain, kecuali Tuhan.
8. Kematian Calon Pengarang
Meniru Roro Jonggrang yang minta seribu candi, Lucila minta dibuatkan seribu cerpen. “Kalau sudah menyelesaikan hampir seribu cerita, kamu bisa menghubungiku.”

D I A
Di bagian ini terdapat 7 cerpen yang kisah-kisahnya mengenai kehidupan LGBT. Menurut saya di bagian ini ceritanya penuh drama.
1. Redian dan Kulkas Barunya
Redian, mantan kekasihnya menelponnya untuk segera datang. “Tadi pagi Kibo, kucing kita mati. Aku menyimpan tubuhnya di dalam kulkas. Aku harap kamu ikut menguburkannya. Anggaplah kali ini salam terakhir.”
2. Rio Menjadi Serangga
Sebagai serangga kutu buku di sebuah toko buku, ia jatuh cinta pada Rio, pengunjung tetap yang seorang manusia. Suatu hari Rio membeli buku tentang serangga, ia bahagia lalu merasakan harapan untuk dicintai Rio.
3. Batal Berangkat Kerja
Dia tahu pertemuan ini beresiko, sudah sering ia bertemu dengan lelaki di aplikasi kencan yang menyodorkan harapan maya. Namun kali ini ia menawarkan untuk bertemu untuk menjawab rasa penasaran.
4. Olfaktori
Dia telah mencoba menemukan aroma itu di tubuh 27 teman kencan yang dia bawa ke ranjangnya. Namun tak satupun yang memiliki aroma sama dengan aroma kekasihnya.
5. Angin Tak Dapat Membaca
Pertengkaran hebat semalam membuatnya bergegas mengemas barang. Dia hanya ingin segera naik kereta api dan meninggalkan Jakarta secepatnya.
6. Hidangan Bergizi
Cerpen ini pernah menjadi Juara 1 lomba cerpen Tangga Pustaka. Berkisah tentang kekecewaan Tari. Friska dan Agus yang sudah sepenuhnya ia percaya justru menghujamkan lara. “Kamu lebih memilih waria ketimbang aku, Agus!”
7. Pohon Pu Tao Tua
Pohon pu tao yang berumur sama dengan Borneo ingin ditebangnya. Pohonnya sudah tua dan tidak pernah berbuah.
“Percuma ayah menanam pohon ini, cuma jadi penanda kebusukanmu.”
“Apa tidak menikah itu busuk, bu?”

Seri Filsafat Periode Socrates

Buku ini merupakan salah satu rangkaian dari seri filsafat yang ditulis oleh Frederick Charles Copleston dan diterjemahkan oleh penerbit Basabasi. Kalau nggak salah ada 20 buku, jadi saya pikir boleh juga nih kalau tiap bulan baca 1 seri.

Nah, tentunya saya membaca urut dari no 1, yang diawali oleh Periode Socrates. Covernya berwarna ungu dengan ilustrasi wajah Socrates, lalu di bagian bawah terdapat kutipan terkenal dari Socrates, “Orang bijak adalah ia yang mengerti bahwa dirinya tidak tahu apa-apa.”

Pada periode Socrates, kehidupan politik Yunani sedang berkembang, rakyat Yunani dibebaskan jika ingin terjun ke dalam politik sehingga banyak dari mereka yang mengikuti semacam pendidikan. Namun lama-lama pendidikan dengan cara lama tidak mampu memenuhi tuntutan demokrasi yang sedang berkembang.

Lalu muncullah kaum Sofis. Mereka adalah profesor keliling yang berjalan dari kota ke kota, mengumpulkan banyak pengetahuan dan pengalaman berharga. Mereka berhasil memikat para pemuda yang antusias tentang berbagai hal, seperti tata bahasa, penafsiran penyair, filsafat mitologi dan seni retorika. Namun ajaran mereka perlahan-lahan merusak tradisi dan kepercayaan religi, yang membuat penganut tradisi lama memandang kaum Sofis dengan penuh curiga.

Kaum Sofis sebetulnya rada nanggung, mereka tidak memberikan hal yang benar-benar baru dan stabil sebagai pengganti keyakinan lama. Bahkan banyak dari mereka bicara dan menulis demi menerima upah dan keuntungan semata, bukan dasar ingin membantu.

Di dalam buku ini disebutkan beberapa Sofis, yaitu Protagoras, yang didakwa melakukan penistaan karena bukunya tentang dewa. Lalu ada Prodicus yang berpandangan bahwa penyembah agama berlebihan. Selain itu ada Hippias, yang membuat daftar pemenang Olimpiade menjadi dasar sistem penanggalan Yunani. Dan yang terakhir ada Gorgias, yang memperkenalkan seni sugesti untuk tujuan praktis, baik ataupun buruk.

Socrates yang mempelajari teori kosmologi Timur dan Barat di usia 20-an, mengalami kebingungan dan tidak sepakat dengan berbagai teori kaum Sofis.

Sempat Socrates mendapatkan pencerahan dari Anaxagoras yang berbicara tentang pikiran sebagai penyebab dari semua hukum dan tatanan alam. Lalu ia pun berharap pikiran lambat laun bisa menjelaskan kerja alam semesta, namun setelah lama tidak membuahkan hasil, Socrates kecewa dan meninggalkan filsafat alam.

Masalah Socrates adalah memastikan apa tepatnya ajaran filosofisnya. Sampai akhirnya ia memperkenalkan filsafat manusia dan menemukan metode praktis, yaitu mengambil bentuk “dialektika” atau percakapan. Ia akan berbincang dengan seseorang, mengajukan pertanyaan, membiarkan orang lain mendominasi pembicaraan, tapi tetap menjaga pembicaraan di bawah kendalinya.

Dialektika ini tentu agak menjengkelkan, bahkan membingungkan atau memalukan bagi mereka yang ketidaktahuannya terekspos atau kejanggalannya dihancurkan. Namun tujuan Socrates untuk menemukan kebenaran demi kehidupan yang baik.

Socrates bukan sekedar ahli logika. Ketika ia mengkritik dan mengekspos pandangan dangkal dan asumsi tanpa pertimbangan, bukan berarti ia memamerkan kecerdasan dialektik superiornya, tapi ia mendorong lawan bicaranya untuk merenungkan diri mereka sendiri, sampai timbul pemikiran penting dalam merawat jiwa mereka.

Bagi Socrates, ini adalah misi hidup, tugas untuk membuat manusia menjaga kemuliaan yang dimilikinya.

Pemikiran Socrates mempengaruhi muridnya yaitu Plato dan kemudian ke Aristoteles yang merupakan murid Plato. Setelah Socrates dihukum mati, muncullah beberapa “Mazhab Socratik Minor”. Sebetulnya Socrates tidak mendirikan mazhab tertentu, ia tak mengumpulkan murid-muridnya untuk mendapat warisan doktrin tertentu. Namun ternyata banyak pemikir Athena yang melanjutkan teorinya sampai ke dunia Barat.

Buku tipis dengan 103 halaman, saya baca lumayan cepat. Terjemahannya juga enak, tampaknya ditulis sesederhana mungkin dengan pemilihan kosakata yang mudah dimengerti. Ada beberapa typo, namun buat saya nggak terlalu mengganggu.

Semusim Dan Semusim Lagi

Beda dengan yang tercantum di Goodreads, yang saya punya merupakan cetakan kedua (Des ‘21) dengan desain cover baru, ilustrasi lucu seekor ikan koki bercelana cutbray dan kaos garis-garis yang sedang duduk manis di sofa.

Ditambah lagi ada stempel yang menunjukkan bahwa buku ini merupakan pemenang sayembara menulis novel DKJ 2012. Jadi makin penasaran deh sama isinya.

Kalau cover lamanya yang di Goodreads seperti ini :

Bercerita tentang Aku, gadis 18 tahun yang sedari kecil hanya tinggal berdua dengan ibunya.

Suatu hari ia memutuskan untuk pergi ke kota S setelah menerima surat dari ayahnya, yang rindu dan memintanya bertemu untuk pertama kalinya.

J.J Hendry, teman ayahnya menjemputnya di airport dan mengurus segala sesuatunya selagi ayahnya masih di rumah sakit.

Tadinya saya pikir ini cerita drama yang mengharu biru tentang pertemuan anak dan ayahnya. Eh, ternyata tidak sesinetron itu dong.

Berhubung ayahnya masih di rumah sakit dan tidak bisa dijenguk, maka ia tinggal sendirian di rumah ayahnya yang dipenuhi dengan rak-rak buku bermutu dan deretan album-album musik.

Di bab awal, penulisnya menggiring saya dengan suasana yang sepi, tenang, dan damai. Dengan kegiatan si Aku yang cuma makan-tidur-baca buku-denger musik- setiap hari tanpa kegiatan di luar rumah, sungguh dambaan gaya hidup saya deh. Ibarat slogan ‘rumahku adalah surgaku’.

Kisah mulai berkembang dengan kehadiran Muara, anak laki-laki J.J Hendry yang sebaya dengannya. Muara sering berkunjung ke rumah, sehingga lambat laun mereka menjadi akrab.

Hari-hari yang sebelumnya biasa aja mulai menjadi aneh saat suatu pagi ia melihat seekor ikan mas koki seukuran manusia di meja makan. Makin membingungkan saat ikan koki itu mengajaknya bercakap-cakap. Sejak itulah hidup Aku yang awalnya simpel, cuma sekedar ingin bertemu ayahnya berubah menjadi hidup yang tak pernah ia bayangkan.

Endingnya, hmm.. oke sih, namun sepertinya penulis ingin menyudahi dengan cepat. Gitu doang. Sehingga masih banyak pertanyaan yang mengganjal dalam benak saya. Bagaimana dengan ibunya? Oma Jaya ini halu apa enggak? Dan sebagainya.

Tukang Cukur Presiden

Seperti biasa, saya memutuskan baca buku ini karena terpikat dengan covernya. Tumpukan koran dengan headline yang menunjukkan judul buku dan nama penulisnya. Bagian pojok atas dibikin bersih sehingga mata saya langsung fokus membaca nama penerbitnya. Desainnya rapi sekali suka ngeliatnya.

Buku ini berisi kumpulan tulisan jurnalistik Gabriel Marquez dari tahun 1940-an hingga awal 80-an. Gaya berceritanya membuat berita yang paling biasa menjadi memikat. Rasanya seperti membaca fiksi padahal yang diceritakannya adalah fakta.

Banyak pengetahuan baru yang menambah wawasan saya tentang kehidupan di Amerika Latin pada masa itu.

Seperti dalam Pemujaan Berhala La Sierpe Nan Megah. Di tahun 1946 warga setempat La Ventura geger karena patung Jesusito yang berada di sebuah altar kecil sudut alun-alun tiba-tiba menghilang dicuri orang.

Dari buku ini Saya juga baru tahu bahwa ada profesi pelayat profesional di La Sierpe. Tugasnya memberikan penghormatan akhir almarhum kepada para tamu. Seperti acara teatrikal, diawali dengan mimik wajah yang mengerut secara dramatis, lalu ia mulai menangis. Dalam satu jeritan panjang dan menyayat, para tamu pelayat menyimak sebuah cerita tentang almarhum.

Pacha Perez adalah seorang pelayat jenius, konon ia diubah menjadi ular pada usia 185. Pacha Perez kini menjadi legenda. Sesudah dia belum ada yang punya keahlian halusinatif dan berlagak seperti kerasukan setan.

Salah satu kisah yang menggelitik, Pak Pos Membunyikan Bel Seribu Kali. Di tahun 50-an saat masih jaman surat-suratan, surat dengan alamat yang salah lalu ketika dikirimkan kembali ke penulis surat ternyata sudah pindah dan tidak terlacak. Kasus seperti ini ternyata sering terjadi sampai terciptalah sebuah kantor yang khusus mengurusi surat-surat tak jelas. Tentu saja ada pegawai yang memeriksa isi surat tersebut, karena barangkali ada dokumen dan hal-hal penting.

Tulisan tentang Bapa Suci Pergi Berlibur menceritakannya proses perjalanan sampai ke vila tempat beliau liburan. Sepanjang jalan terasa menyenangkan, sampai ditempat eh ada kejadian kriminal, dengan police line dan mayat-mayat.

Skandal Abad Ini merupakan kisah pembunuhan dengan sidang paling panjang, mbulet banget. Tiap dihadirkan saksi, timbul saksi baru. Melibatkan anak menteri, selebritis dan aparat. Terlalu banyak rekayasa dan kebohongan. Hakimnya pasti mumet, wartawan yang ngeliput aja mumet.

Gabriel Garcia Marquez sebetulnya dikenal dengan novel-novelnya. Bahkan “Seratus Tahun Kesunyian” memperoleh penghargaan Nobel Sastra. Namun ternyata karya jurnalistiknya sama indahnya. Dibuku ini ada humornya, kadang serius, ada juga refleksi yang membuat saya merenung dan tentu saja jurnalisme investigatif yang bikin penasaran.

Jadi pengen baca bukunya yang lain.